Anjani West
Web Developer & Pemerhati IT dan Teknologi, tinggal di Malang-Jatim
Anjani West
Web Developer & Pemerhati IT dan Teknologi, tinggal di Malang-Jatim
ANJANI – Baru rilis tanggal 23 Mei 2025, Infinix GT30 Pro langsung bikin geger pasar smartphone mid-range.
HP ini bukan cuma sekadar tampil baru, tapi langsung unjuk gigi sebagai “raja performa” di kelas harga 4 jutaan. Dengan skor AnTuTu tembus 1231878 (v10) versi GSM Arena, jelas Infinix GT30 Pro jadi raja AnTuTu di kelas harganya.
Bahkan banyak flagship di harga dua kali lipat yang belum tentu bisa menyentuh skor seganas ini.
Chipset Mediatek Dimensity 8350 Ultimate (4 nm) jadi otak dari HP ini. Kombinasinya dengan RAM LPDDR5X dan penyimpanan UFS 4.0 bikin segala aktivitas serba ngebut — multitasking, buka aplikasi berat, sampai rendering video, semua dilibas dengan santai.
Untuk gamer yang cari HP kencang tapi budget masih masuk akal, GT30 Pro ini bisa jadi jawaban tepat.
Infinix GT30 Pro bukan cuma jagoan di atas kertas. Saat dites langsung untuk main game berat kayak Genshin Impact, hasilnya bikin senyum.
Di setting High 60 fps, frame rate-nya konsisten di kisaran 55–60 fps. Tapi memang suhu sempat menyentuh 48°C — tergolong panas sih, tapi bisa diredam dengan kipas atau fan grip.
Begitu dipasang kipas, performa makin stabil dan nyaman. Bahkan ranking performa gaming-nya naik dari S- jadi S.
Fitur gaming-nya juga niat banget: GT Trigger alias tombol fisik khusus game, bypass charging buat ngurangin panas waktu nge-charge sambil main, dan refresh rate layar 144Hz meski belum aktif penuh di semua skenario.
Bahkan Mobile Legends dan PUBG Mobile bisa tembus 120 fps! Ini bukan gimmick, tapi fitur real yang jalan.
Meski dibranding sebagai HP gaming, Infinix nggak pelit soal kamera.
Kamera utama dan kamera selfie-nya sama-sama bisa rekam video 4K hingga 60 fps, dan yang menarik, semua kameranya — termasuk ultra-wide — sudah stabil!
Ini peningkatan besar dari generasi sebelumnya. Bahkan tanpa mode HDR, dynamic range-nya udah oke, detail aman, dan warna konsisten di tiap lensa.
Kamera ultra-wide sekarang punya auto-focus, bukan cuma pelengkap doang. Sayangnya, belum ada opsi perekaman 60 fps di kamera selfie dan belum tersedia fitur stabilizer di mode bokeh video.
Tapi untuk foto dan video harian, ini lebih dari cukup, bahkan di kondisi low light sekalipun.
GT30 Pro dibekali baterai 5.500 mAh yang ternyata cukup awet.
Saat dites muter video lokal 1080p, bisa tahan sampai 21 jam 30 menit. Nonton YouTube selama 30 menit cuma ngurangin baterai 3%, dan main Genshin Impact selama setengah jam cuma habis 16%.
Nge-charge-nya juga cepat — dari 0 ke 100% cuma butuh 51 menit!
Soal kelengkapan fitur, HP ini udah dukung WiFi sharing, reverse wireless charging, dan sertifikasi IP64 buat ketahanan air dan debu.
Haptic feedback-nya pakai motor X-axis — meski getarannya kurang mantap, tetap nyaman buat ngetik. Sayangnya, nggak ada jack 3,5 mm, jadi buat main game pakai headset harus bawa adapter tambahan.
GT30 Pro hadir dalam dua varian utama:
Ada juga versi spesial “Gaming Beast Edition” yang dilengkapi Mac Coolers, Mac Case, dan jersey Onic.
Buat gamer sejati, bundle ini menarik banget dan bisa didapatkan di harga Rp4,399.000 sampai Rp4.999.000 tergantung varian RAM/storage.
Dengan fitur dan performa yang ditawarkan, harga segitu tergolong sangat worth it.
Storage besar, RAM lega, performa kencang, dan fitur lengkap — apa lagi yang kurang?
Meskipun Infinix GT30 Pro membawa banyak peningkatan dan jadi salah satu HP terbaik di kelas 4 jutaan, bukan berarti HP ini tanpa cela.
Ada beberapa catatan yang menurut kami bisa jadi bahan pertimbangan, terutama kalau kamu termasuk pengguna yang teliti dan punya preferensi khusus.
Salah satu highlight utama GT30 Pro adalah layar AMOLED 6,78 inci dengan refresh rate 144Hz.
Namun sayangnya, di pengujian nyata, kita belum menemukan banyak skenario di mana layar ini benar-benar berjalan di 144Hz. Mayoritas aplikasi dan game populer seperti Mobile Legends, PUBG Mobile, atau bahkan saat browsing, kebanyakan masih mentok di 120Hz atau 90Hz.
Bisa jadi ini masalah software yang nanti akan diperbaiki lewat update, tapi untuk saat ini, potensi maksimal layar belum sepenuhnya dimanfaatkan.
GT30 Pro memang punya opsi storage jumbo sampai 512GB, yang seharusnya cukup untuk mayoritas pengguna.
Tapi buat kamu yang terbiasa menyimpan file offline seperti video, dokumen kerja, atau hasil rekaman 4K, absennya slot microSD bisa jadi kendala.
Apalagi untuk pengguna yang suka backup data secara manual atau pindah-pindah file antar perangkat tanpa kabel.
Solusinya? Kamu bisa tetap pakai OTG atau layanan cloud, meski tentu saja itu tidak sepraktis microSD.
Lagi-lagi, Infinix mengikuti tren flagship: menghilangkan port audio 3.5 mm.
Untuk kamu yang masih pakai headset kabel, ini jelas kurang nyaman. Memang bisa diakali dengan adapter USB-C ke jack audio, tapi itu artinya harus bawa aksesori tambahan.
Apalagi saat main game, delay audio sekecil apapun bisa bikin beda antara menang dan kalah — terutama kalau kamu belum punya TWS dengan latensi rendah.
Meskipun panel AMOLED-nya sudah mendukung fitur AOD, sayangnya Infinix membatasi fitur ini hanya aktif sekitar 10 detik saja (kecuali saat sedang ngecas).
Hal ini mungkin dilakukan untuk menjaga konsumsi baterai, tapi tetap saja jadi minus kecil. Padahal fungsi AOD itu cukup penting untuk cek waktu, notifikasi, atau status baterai tanpa perlu menyalakan layar.
Akan lebih ideal kalau pengguna bisa pilih sendiri berapa lama AOD aktif atau mengatur jadwalnya.
Kamera Infinix GT30 Pro memang tergolong stabil secara umum — bahkan di semua resolusi, baik kamera utama maupun ultrawide.
Tapi khusus untuk mode bokeh video (yang biasanya dipakai untuk bikin video portrait seperti vlog atau story Instagram), belum tersedia fitur stabilizer.
Ini artinya, rekaman akan terasa goyang kalau tangan kita nggak benar-benar stabil.
Sayang banget, padahal fitur ini semakin populer di kalangan content creator mobile.
Meskipun sudah pakai motor getar X-axis — tipe getaran yang biasanya lebih presisi dibanding motor getar biasa — tapi sensasinya saat mengetik atau main game terasa agak lemah.
Getaran yang dihasilkan cenderung halus dan tidak terlalu “klik”. Ini bukan masalah besar, tapi buat gamer yang suka feel getaran tajam saat tapping atau swipe di layar, ini bisa jadi kurang greget.
Semoga ke depan bisa ditingkatkan lewat tuning software atau diperbaiki di generasi selanjutnya.
Infinix GT30 Pro adalah smartphone yang nggak cuma nendang di performa, tapi juga niat di fitur lain.
Kamera, baterai, layar, desain, semua dipoles dengan baik. Bahkan banyak masukan dari generasi GT20 Pro yang didengar dan diperbaiki di sini.
Kalau kamu pengguna GT20 Pro, upgrade ke GT30 Pro itu sangat layak.
Dan kalau kamu baru cari HP gaming yang powerful, future-proof, dan fitur lengkap, GT30 Pro jelas jadi pilihan terbaik di kelas harga 4 jutaan.
Inilah alasan-alasan kenapa Infinix GT30 Pro jadi raja AnTuTu, raja gaming, dan kelebihan-kelebihan lain yang sulit ditandingi kompetitor lain di level harga yang sama.